Babon Angrem
Motif Babon Angrem |
Babon Angrem terdiri dari kata
“babon” (induk ayam) dan “angrem” (mengerami telur), sehingga motif ini
melambangkan induk ayam yang sedang mengerami telurnya. Maknanya adalah manusia
hendaknya bersabar, seperti sabarnya seekor induk ayam yang sedang mengerami
telurnya hingga menetas.
Babon
Angrem consist of the words, babon (hen) and angrem (hatch). This motif symbolizes the mother hen incubaying
her eggs, meaning that man must be as patient as the mother hen incubating her
eggs.
Motif Truntum
Motif Truntum yang diciptakan
oleh Kanjeng Ratu Kencana (Permaisuri Sunan Paku Buwana III) bermakna cinta
yang tumbuh kembali. Beliau menciptakan motif ini sebagai symbol cinta yang
tulus tanpa syarat, abadi, dan semakin lama semakin terasa subur berkembang
(tumaruntum). Karena maknanya, kain
bermotif truntum biasa dipakai oleh orang tua pengantin pada hari penikahan.
Harapannya adalah agar cinta kasih yang tumaruntum ini akan
menghinggapi kedua mempelai. Kadang dimaknai pula bahwa orang tua berkewajiban
untuk “menuntun” kedua mempelai untuk memasuki kehidupan baru.
Sida Asih (dibaca Sido Asih)
Makna dari motif Sida Asih (dibaca Sido Asih) adalah harapan
agar manusia mengembangkan rasa saling menyayangi dan mengasihi antar sesame.
The meaning of the Sida Asih (pronounced “Sido Asih” motif
is the hope that humans will develop feelings of mutual love and compassion.
Sida Luhur (dibaca
Sido Luhur)
Motif Sida Luhur (dibaca Sido Luhur) bermakna harapan
untuk mencapai kedudukan yang tinggi, dan dapat menjadi panutan masyarakat.
The motif Sida Luhur (pronounced “Sido Luhur”)
expresses the hope to achieve a high position in society and to become a
community leader.
Motif Semen Rama (dibaca Semen Romo)