Tampilkan postingan dengan label Batik Giriloyo. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Batik Giriloyo. Tampilkan semua postingan

Rabu, 09 Maret 2016

Pembatik adalah "Guru"

Info ini semoga menjadi kabar membangun, bukan sekedar dikatakan iklan urusan perut (karena saya melihat posting itu secara serentak dan bukan alasan untuk iklan ketika menulis ini). Ini patut di contoh, semangat mereka membangun dari keterbatasannya adalah acungan jempol sudah mau untuk bangkit. Kalau dulu kita sering bilang, mbatik itu kerja sampingan, ya karena aktifitas pembatikan pada masyarakat dahulu tidak seperti sekarang ini, berlimpah ruah. Pesanan batik pada zamannya mbah buyut kita di pelosok tidak bisa kita bayangkan seperti perusahan-perusahaan batik di masa lalu yang punya banyak stok, karena mereka kebanyak sekedar buruh lepas (ada banyak versi tentang ini; bisa karena tidak mau jadi buruh tetap, terlalu jauh dari kota, atau pendidikannya yang kurang memadai untuk melihat potensi produksi itu).

Pada saat ini, pembatik2 di pelosok tersebut sekarang sudah agak berbeda, tentu saja karena perkembangan dan kemajuan pola fikir-teknologi manusia yang terus bersemangat.teringat sayamenginjakkan kaki pertama kali di Giriloyo tahun 2007, ketika melanjutkan pemberdayaan masyarakat bersama teman-teman nurudholam dan santri pondok Krapyak. Bersama masyarakat membuat berbagai program, salah satunya dalam rangka membangun pemahaman dan pengamalan dan peluang pendidikan. di dalam batik saya arahkan mereka bahwa para pembatik itu bukan sekedar buruh/seniman batik, namun mereka para "Pembatik adalah Guru". kenapa saya katakan begitu, karena di dalam batik terdapat berbagai nilai2 kearifan, baik itu tersurat maupun tersirat, baik itu dalam motif-pembuatan batik-pengunaan batik dan tentu saja falsafahnya. Para pembatik adalah ia yang menjadikan lembaran kain putih itu menjadi bermotif dan berguna bagi kita semua, baik sebagai sandang ataupun sebagai buku ajar pranata sosial.

Persepsi guru pada pada para pembatik saya akomodir dalam model pelatihan batik diberbagai tempat, saya ajak mereka menjadi tentor/pelatih/guru/dosen dan sejenisnya yang memberikan penerangan-pengajaran-dan contoh tauladan (ilmu lan ngilmu) pada masing2 kelasnya, karena sy merasakan mereka dapat menjadi panutan bangsa. Bagimana tidak bisa menjadi tauladan, berapa sih penghasilan para pembatik, jika di bandingkan dengan para pengusaha batik dari 1 lembar kain. 

Dari banyak kenyataan (kecuali buruh pabrik batik) para pembatik di pelosok apakah banyak dari mereka berontak dengan minimnya hasil yang mereka dapat?..yang terjadi justru mereka terima dengan ikhlas, bagi pembatik mereka anggap ini batasan rejeki baginya…nrimo ing pandum-urip sak madyo mungkin itu yang membekas pada mereka sebagai masyakarat yg bisa di katagorikan masyarakat sub-sistem.Pada soal pendidikan dan pelatihan batik, sudah sipelatih adalah orang2 yang memang mumpuni pada bidang batik. Selayaknya sudah pasti para pembatik ini mampu mengetahui tugas itu semua, paling jika ditelusuri kekurangnya adalah pada bahasa- komunikasi. Saat ini Giriloyo telah menampakkan dirinya, selain sebagai pembatik yang memperoduksi berbagai jenis motif(tradisional-modern), mereka juga menjadi Guru walautanpa ijazah. Sukses selalu untuk Guru Batik Giriloyo, maju terus memberikan penerangan ilmu batik. Semoga tidak terjebak pada ekonomi pendidikan. Maju batik kita, maju kemanusiaan kita.

Kamis, 17 September 2015

Motif-Motif Batik Yogya

Potensi alam Yogyakarta sangat banyak kontribusinya dan mempunyai andil yang cukup besar untuk terciptanya ragam hias dengan pola-pola yang mengagumkan. Sekalipun ragam hiasnya tercipta dari alat yang konfensional dan proses kerja yang terbatas, namun hasilnya merupakan karya seni yang amat tinggi nilainya. Jadi, kain batik-tulis bukanlah hanya sekedar kain, melainkan telah menjadi suatu bentuk seni yang diangkat dari hasil cipta, rasa dan karsa pembuatnya.
Motif-motif ragam hias biasanya dipengaruhi dan erat kaitannya dengan faktor- faktor:
1)    Letak geografis,
2)    Kepercayaan dan adat istiadat;
3)    Keadaan alam sekitarnya termasuk flora dan fauna; dan
4)    Adanya kontak atau hubungan antar daerah penghasil batik; dan
5)    Sifat dan tata penghidupan daerah yang bersangkutan. 
 Beberapa nama ragam hias atau motif batik Yogyakarta antara lain: Parang, Banji, tumbuh-tumbuhan menjalar, tumbuh-tumbuhan air, bunga, satwa, Sido Asih, Keong Renteng, Sido Mukti, Sido Luhur, Semen Mentul, Sapit Urang, Harjuna Manah, Semen Kuncoro, Sekar Asem, Lung Kangkung, Sekar Keben, Sekar Polo, Grageh Waluh, Wahyu Tumurun, Naga Gini, Sekar Manggis, Truntum, Tambal, Grompol, Ratu Ratih, Semen Roma, Madau Broto, Semen Gedhang, Jalu Mampang dan lain sebagainya. Masing-masing motif tersebut memiliki nilai filosofis dan makna sendiri.

Adapun makna filosofis dari batik-batik antara lain:
  • .Sido Asih mengandung makna si pemakai apabila hidup berumah tangga selalu penuh  dengan kasih sayang
  • Sido Mukti mengandung makna apabila dipakai pengantin, hidupnya akan  selalu dalam kecukupan dan kebahagiaan;
  • Sido Mulyo mengandung makna si pemakai  hidupnya akan selalu mulia;
  • Sido Luhur mengandung makna si pemakai akan menjadi orang berpangkat yang berbudi pekerti baik dan luhur;
  • Truntum3 mengandung makna cinta yang bersemi;
  • Grompol artinya kumpul atau bersatu, mengandung makna agar segala sesuatu yang baik bisa terkumpul seperti rejeki, kebahagiaan, keturunan, hidup kekeluargaan yang rukun;
  • Tambal mengandung makna menambah segala sesuatu yang kurang. Apabila kain dengan motif tambal ini digunakan untuk menyelimuti orang yang sakit akan sebauh atau sehat kembali sebab menurut anggapan pada orang sakit itu pasti ada sesuatu yang kurang; 

Rabu, 24 Desember 2014

THE MOTIF IRIAN ON BATIK GIRILOYO

Batik Tulis Moti Irian..
THE MOTIF IRIAN IS A Contemporary motif that the Giriloyo batik aften make. This motif was created by Mrs. Jogo Pertiwi, one of the main figues in the batik industry in Imogiri, who was inspired by the arrival of visitors from Irian. 

Jumat, 09 November 2012

Serba-serbi Batik Tulis Giriloyo

Tak semudah yang Ia bayangkan
Batik tulis Giriloyo memiliki ciri khas pada motif dan dalam hal pewarnaan. Biasanya, motif batik yang digunakan mengandung makna tersendiri. Beberapa motif Batik Tulis  Giriloyo yang terkenal adalah Sido Asih yang mengandung makna, si pemakai bila sudah berumah tangga selalu penuh kasih sayang. Selain Sido Asih, ada pula Sido Mukti, Sido Mulyo, dan Sido Luhur. Nah, untuk Anda yang baru saja menikah dan merindukan kehadiran momongan, bisa menggunakan batik dengan motif semen gendhang.

Untuk pewarnaan, Batik Tulis Giriloyo menggunakan dua macam pewarnaan, yakni alami dan sintesis. Pewarnaan alami yang digunakan berasal dari daun, gambir, teh, kulit mahoni dan Jolawe, daun mangga dan sejenisnya. Sedangkan, pewarnaan sintesis tentu menggunakan bahan-bahan kimia seperti Naptopl, Indigosol, Remasol.

Batik yang dihasilkan sentra Batik Tulis Giriloyo bisa dikatakan spesial, karena hampir seluruhnya merupakan batik tulis. Batik tulis asli ini membutuhkan waktu pembuatan sekitar 1,5 bulan. Meskipun lama, Anda akan melihat hasil batik yang menakjubkan.

Nah, untuk pengunjung yang datang dengan rombongan, sentra Batik Tulis di Giriloyo menyediakan paket wisata batik. Apa sih paket wisata batik? Ini adalah paket yang disediakan sentra Batik Tulis Giriloyo untuk berkeliling sentra batik, dan praktik membatik secara langsung.
Biasanya para pengunjung/wisatawan yang mengambil paket belajar batik tulis singkat tertarik dengan keasrian lingkungan sentra Batik Tulis Giriloyo. Setelah mengikuti belajar batik tulis singkat dengan durasi 1-2 jam, mereka sambil menunggu batiknya kering kemudian mereka keliling sentra kerajinan Batik tulis Giriloyo (Jelajah dusun). Hal ini oleh Paguyuban Batik Tulis Giriloyo dijadikan dalam satu paket yaitu Belajar batik plus jelajah dusun. 
Harga paket yang ditawarkan Paguyuban Batik Tulis Giriloyo adalah Rp. 50.000,--75.000,-/ peserta.  Diharapkan dari paket ini para peserta bisa belajar batik tulis, mengenali budaya masyarakat dan sedikit banyak juga termasuk pula ikut membantu upaya pemerintah dalam pelestarian warisan budaya adiluhung. 
"Pantas Buatku?..."

Gazebo Batik Tulis Giriloyo


Belajar Batik Tulis

Belajar Batik Singkat


Senin, 02 Juli 2012

Batik Giriloyo dalam Pagelaran Mahakarya Batik Bantul

batik_sk@yahoo.co.id

Fashion show dalam Mahakarya Batik Bantul
Mahakarya Batik Bantul 2012 digelar pada 1 Juli 2012. Kegiatan ini diharapkan menjadi momentum kebangkitan para perajin batik di Bantul dan sekitarnya, termasuk di sentra kerajinan Batik Tulis Giriloyo.
Acara ini digelar di tengah sawah lingkungan NB Production Jalan Gatot Subroto Babadan Bantul, atau sebelah barat Pasar Bantul.
Ketua Panitia Mahakarya Batik Bantul 2012, Windu Baskoro mengatakan, kegiatan ini merupakan wujud sumbangsih terhadap batik Bantul yang beragam. Tak hanya sekadar pagelaran saja, namun juga akan digelar trip ke beberapa lokasi penghasil batik di sentra kerajinan Batik Tulis Giriloyo Imogiri dan Wijirejo. Di samping pagelaran mahakarya batik Bantul ini sebelumnya telah dibentuk koperasi bagi perajin batik di Bantul agar lebih berdaya. Koperasi ini diketuai oleh Windo Baskoro yang didukung oleh sekitar 24 pendiri yang terdiri dari perajin batik dari Wijirejo-Pandak, dari sentra kerajinan Batik Tulis Giriloyo, perajin batik darikarang tengah, dan dari Girirejo.
Pada acara pagelaran mahakarya batik Bantul ini ada sepuluh paguyuban batik yang diajak dalam kegiatan ini. Kami juga menggandeng desainer yang tergabung dalam Asosiasi Perancang Pengusaha Mode Indonesia (APPMI) untuk menampilkan busana dengan batik Bantul. Untuk trip kita batasi tamu sebanyak 200 orang,” jelasnya saat jumpa pers Kamis (21/6) sore.
Project Officer APPMI, Philip Iswardono menguraikan, pagelaran pada Mahakarya Batik Bantul 2012 ini sekaligus satu acara pra fashion tendance untuk prediksi trend busana tahun 2013. Dalam pagelaran tersebut ada sedikitnya 19 desainer yang masing-masing membawakan lima busana dengan bahan batik produk Batik Tulis Giriloyo dan dari sentra kerajinan batik Bantul yang lain.
http://batikgiriloyowarnaalam.blogspot.com/2012/07/batik-tulis-giriloyo-warna-alam-normal.html

Selasa, 05 Juni 2012

PAKET WISATA BATIK TULIS GIRILOYO

Gazebo Batik Giriloyo (Central Kegiatan Batik)
 Desa Wisata Kerajinan Batik Tulis “GIRILOYO” terletak di Desa Wukirsarisari, Kecamatan Imogiri, kurang lebih 17 km Selatan Kota Yogyakarta, berdekatan dengan lokasi Obyek Wisata Goa Cerme, Makam Raja-raja mataram (Sultan Agung). Di desa wisata ini wisatawan bisa tinggal di homestay yang jauh dari hirukpikuk kota dan menyaksikan kehidupan keseharian masyarakat penghasil kerajinan batik ini. Desa Wisata ini menawarkan paket wisata-belajar batik sebagai berikut: 

  1. BELAJAR BATIK                 
Paket I.     Rp. 30.000,-/PESERTA. Fasilitas:  Kain ukuran sapu tangan, pewarnaan
Paket II.    Rp. 35.000,-/peserta. Fasilitas :  Kain ukuran sapu tangan, pewarnaan, Minuman Khas + Snack
Paket III.   Rp. 50.000,-/PESERTA. Fasilitas : Kain ukuran sapu tangan, pewarnaan, Minuman Khas Imogiri + Snack + makan siang (pecel kembang turi)

  1. 2.    Nyungging wayang/mewarnai :
Paket I.   Rp. 25.000,-/PESERTA     Fasilitas:  Gantungan kunci, pewarnaan
Paket II.  Rp. 35.000,-/peserta.     Fasilitas :  wayang  kecil, pewarnaan,  Minuman Khas + Snack
Paket III. Rp. 50.000,-/PESERTA. Fasilitas : Wayang sedang, pewarnaan, Minuman Khas + Snack + makan siang (pecel kembang turi)                            
  1. 3. JELAJAH DESA
Rp. 10.000/PESERTA.      Fasilitas: Peserta diajak menyusuri sungai, kunjungan ke Workshop Batik, ke makam Raja-raja Mataram (Sultan Agung) atau makam Panembahan Juminah di Giriloyo, Wukirsari, Imogiri, Bantul, Yogyakarta. 

Iklan Gratis - Pasang Iklan Baris Tanpa Daftar Gratis Langsung Tayang!
Gurah

Entri Populer