Tampilkan postingan dengan label Komodditas Ekonomi.. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Komodditas Ekonomi.. Tampilkan semua postingan

Selasa, 17 Juni 2014

Batik Tulis Giriloyo sebagai Komoditas Eksport [Tantangan dan Peluang]

NEGARA berkembang yang belum memiliki persiapan di bidang industri yang kuat cenderung akan mengalami kegoncangan dalam perekonomian dikarenakan kalah bersaing dengan produk dari Negara industri lain. 

Negara berkembang yang tidak memiliki kesiapan matang dalam era perdagangan Internasional telah dapat diprediksikan akan mengalami penurunan pendapatan nasional.  Hal ini menjadi ancaman dan tantangan yang besar tersendiri bagi negara berkembang, termasuk Indonesia. 
Dari sektor Industri dalam negeri, industri sandang memiliki potensi yang cukup besar untuk menambah pemasukan bagi Indonesia. Hal ini disebabkan karena meningkatnya permintaan masyarakat terhadap industri ini setiap tahunnya. Namun demikian, perkembangan industri sandang yang ada di Indonesia tidak begitu cemerlang. 
Salah satu penghambat dari perkembangan industri batik tulis dalam negeri adalah kurangnya kuantitas dan kualitas economics skill yang dimliki oleh pengusaha dalam negeri. Hal ini akan menyebabkan lemahnya daya saing produk dalam negeri terhadap produk asing. Di tengah kondisi industri di Indonesia yang mengalami berbagai macam permasalahan saat ini, ada satu industri dalam negri yang memiliki bargaining power yang cukup tinggi, bahkan nyaris tidak terpengaruh oleh goncangnya kondisi ekonomi di Indonesia akibat diterapkannya salah satu bentuk globalisasi perdagangan yaitu CAFTA.
Industri batik tulis hadir sebagai salah satu kekuatan baru khususnya di dusun Giriloyo, Kelurahan Wukirsari, Kecamatan imogiri, Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta yang berpotensi untuk meningkatkan pendapatan masyarakat pada umumnya. Hal ini dibuktikan dengan adanya pengakuan dari UNESCO terhadap batik tulis asli Indonesia. Departemen Kebudayaan dan Pariwisata  menyatakan bahwa masuknya batik tulis tulis Indonesia dalam UNESCO Representative List of Intangible Cultural Heritage of Humanity merupakan pengakuan internasional terhadap salah satu mata budaya Indonesia, sehingga diharapkan dapat memotivasi dan mengangkat harkat para pengrajin batik tulis tulis dan mendukung usaha meningkatkan kesejahteraan rakyat.
Batik tulis merupakan satu komoditas ekspor yang menjadi penyumbang terbesar pendapatan Indonesia dari sektor industri yang diekspor keluar negeri. Tabel dibawah ini akan menerangkan tentang seberapa besar peran batik tulis tulis dalam kegiatan ekpor Indonesia pada kurun waktu selama 3 tahun terakhir. Produk batik memiliki potensi yang sangat bagus dalam kegiatan ekspor di Indonesia, sehingga apabila potensi ini tergarap dengan baik tidak diragukan lagi akan menjadi komoditi yang memberikan value added  bagi Indonesia
Proses pembuatan batik tulis bukanlah hal yang sederhana.  Proses ini biasa  dilakukan secara manual oleh pengrajin Batik Tulis Giriloyo dengan menggunakan canting serta proses pewarnaan Alami yang memakan waktu cukup lama sehingga  membuat corak dan kualitas Batik Tulis Giriloyo  menjadi sangat istimewa dan harganya juga lebih tinggi dibandingkan dengan Batik Tulis Giriloyo  yang diproses dengan pewarna Sintetis. Untuk membuat batik tulis ini dibutuhkan keahlian khusus karena tingkat kesulitan pembuatannya yang cukup tinggi sehingga batik tulis bagi masyarakat Jawa dikenal bukan hanya sebuah kain bercorak, tetapi juga penggambaran filosofi kehidupan dan warisan budaya leluhur yang harus dijaga kelestariannya.
Iklan Gratis - Pasang Iklan Baris Tanpa Daftar Gratis Langsung Tayang!
Gurah

Entri Populer